陳忠大使4/20在印尼第一大報「指南日報」投書
全文https://t.co/nllHwEJaGs
WHO憲章「健康是基本人權,是普世價值,不因種族、宗教、政治信仰、經濟或社會情境而有所分別。」
台灣地處世界交通樞紐,且作為世界貿易第18大進出口國,倘未能加入WHA導致醫衛資訊延宕,恐對全球衛生安全造成威脅。
台灣是亞洲地區最早落實全民健康保險制度的國家,納保率達99.9%、已建構完善的防疫體系,有能力提升亞太及東南亞地區因應伊波拉、MERS、登革熱及茲卡之防疫能量及共同強化全球衛生安全。該文繼強調均顯示台灣參與WHA及WHO將可與各國分享經驗,並即時通報、取得疾病資訊,對全球衛生做出重要貢獻,呼籲各界支持台灣參與本年WHA。
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan adalah hak manusia yang universal: ia tak membedakan ras, agama, keyakinan politik, serta kelas ekonomi dan sosial.
Namun, pada .2017, Taiwan tidak diundang menjadi peserta observasi World Health Assembly (WHA) Ke-70. Padahal, demi melindungi kesehatan 23 juta penduduk dan berkontribusi dalam pencegahan penyakit global, Taiwan ingin berpartisipasi dalam rapat teknis WHA di WHO.
Taiwan memiliki posisi strategis di Asia Timur dengan ciri-ciri penyakit yang sama dengan negara tetangga dan banyak orang yang keluar masuk Semua ini sangat memudahkan penularan penyakit lintas negara, bisa menjadi sumber kombinasi dan mutasi penyakit baru. Tanpa menghadiri WHA Taiwan akan lebih terlambat mendapatkan informasi mengenai wabah penyakit dan pengobatan. Ini jadi celah serius dalam keamanan kesehatan global.
Selain itu, saat ini bahan untuk produksi makanan berasal dari banyak negara Menurut laporan WHO (2015), setiap tahun ada lebih dari 2 juta manusia meninggal karena makanan dan minuman terkontaminasi. Pada 2016, Taiwan adalah negara ke-18 terbesar dalam ekspor impor produk makanan. Jika dikucilkan dari sistem kesehatan global, ia bisa membahayakan keamanan produk makanan.
Taiwan butuh WHO, WHO juga butuh partisipasi Taiwan. Apalagi WHO mencanangkan Jaminan Perlindungan Kesehatan Universal. Taiwan merupakan negara Asia pertama yang program asuransi kesehatan nasionalnya mencapai 99,9 persen sehingga biaya pengobatan hanya 6,3 persen dari PDB.
Beberapa tahun terakhir, Taiwan, yang semula negara penerima bantuan internasional, telah menjadi negara pemberi bantuan internasional. Kami telah membangun sistem pencegahan penyakit dan aktif melatih di kancah internasional untuk meningkatkan kapasitas pencegahan ebola, MERS, demam berdarah, dan zika di Asia Pasifik dan Asia Tenggara.
Saat yang sama, Taiwan juga membutuhkan WHO untuk melindungi kesehatan masyarakat Taiwan. Partisipasi Taiwan dalam WHO dan WHA selain bisa berbagi pengalaman dengan banyak negara, juga melaporkan dan mendapat informasi penyakit dengan segera, termasuk kontribusi secara global.
Tahun ini adalah tahun ke-15 pencegahan penyakit SARS. Kalau di awal berjangkitnya SARS kami kehilangan banyak nyawa, kini Taiwan bangkit membangun sistem pencegahan penyakit yang lebih kuat.
Taiwan dengan niat berkontribusi dalam "profesionalitas kesehatan" dan melindungi hak asasi manusia di bidang kesehatan, akan terus berjuang untuk kesempatan berpartisipasi dalam WHA Ke-17 bulan Mei ini.
JOHN CHEN
Representative Taipei Economic and Trade Office